Our Blog

Situs Bersejarah, Punah (?)

BANGUNAN BERSEJARAH BAKAL PUNAH?

Sumber: harian-global.com

Sejarah peradaban tetap menjadi catatan tinta emas bagi masyarakat, sekalipun fenomena alam kapan saja dapat berubah. Kota Tanjungbalai dahulunya merupakan pusat perdagangan terbesar setelah Medan dan sebagai kota yang memiliki peradaban yang besar dalam kehidupan masyarakatnya maupun pemerintahan Kesultanan Asahan di Tanjungbalai pada waktu itu, raja terakhir bernama Sultan Saibun.

Tanjungbalai yang kini telah berusia 325 tahun, memiliki kejayaan dalam pemerintahan kesultanannya dan pada tahun 1880-an, kemegahan dan kebesaran Kesultanan Asahan tampak dengan berdiri kokoh bangunan Istana Kesultanan Asahan dan Balai Kerapatan Kesultanan.

Selain itu masih ada Istana Raja, Pelabuhan Internasional dan Masjid yang kini masih bertahan dan ada pula yang diruntuhkan untuk kepentingan bisnis sehingga kejayaan peradaban dan sejarah terancam hilang tanpa kesan.

"Seperti dalam catatan sejarah Tanjungbalai, setelah kota ini lahir, peradaban Tanjungbalai mulai tampak. Dan semuanya dibangun pada masa pemerintahan Kesultanan Asahan, " ujar Drs Adi Karma, putra kelahiran Tanjungbalai di kantor Partai Demokrat di Jalan Sudirman Tanjungbalai.

Namun kini, kata Adi, lamban-laun peradaban Tanjungbalai mulai hilang di bumi, dan dimakan oleh perkembangan pembangunan di perkotaan.

Seperti Istana Kesultanan Ahmadsyah yang berdiri sejak tahun 1888, kini bangunan bersejarah itu telah runtuh dan digantikan dengan bangunan penangkaran sarang burung walet.

Dia menilai, meski di atas pertapakan bangunan bersejarah itu merupakan hak para waris Kesultanan Asahan, di mana sebelumnya tanah itu telah dijual kepada para pengusaha. Namun bangunan bersejarah itu pada hakikat-nya adalah milik masyarakat Tanjungbalai. Mungkinkah bangunan bersejarah di Tanjungbalai bisa dihempang dari kepunahannya?

Apa yang terjadi pada Istana Kesultanan Asahan yang berada di Pantai Burung Tanjungbalai, dikhawatirkan akan terulang kembali. Balai Kerapatan Kesultanan di Pantai Burung yang merupakan bangunan bersejarah kedua dan tertua di Tanjungbalai mengalami nasib yang sama. Soalnya tanah di atas pertapakan bangunan itu telah dijual kepada para pengusaha.

"Sebagai masyarakat Tanjungbalai saya sedih dan prihatin. Sebab bangunan yang sebelumnya sempat menjadi kebanggaan itu bakal punah dan hancur, karenas dipastikan akan digantikan dengan bangunan baru. Pengalihan lahan itu dibeli untuk keperluan pengembangan bangunan," ujarnya.

Jika tidak ada suatu itikad baik dari pemerintah untuk merelokasi bangunan bersejarah itu atau minimal mempertahankan, dikhawatirkan Tanjungbalai bakal menjadi kota yang terlupakan dan peradaban itu, hanya menjadi kenangan.

Menurutnya, Pemko seharusnya dapat mencari solusi tentang keberadaan aset negara yang bernilai sejarah. Meski bangunan itu merupakan milik kesultanan, namun bangunan bersejarah dilindungi oleh pemerintah dan negara serta undang-undang mengatur tentang pemeliharaanya.

"Jika tidak ada lagi yang tersisa, anak daerah ini akan malu karena peradaban kotanya tidak dapat bertahan dan dipertahankan. Dan kita tidak akan rela bila disebut masyarakat yang tidak memiliki peradaban," ujar Adi Karma.
loading...

FANSUR Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.