Bisnis Keluarga Adelin
Bisnis keluarga tersangka Adelin dirintis bapaknya, Acak Lis. Laki-laki keturunan asal Tanjung Balai itu mengadu nasib ke Sibolga pada ’60-an. Acak Lis mempunyai anak bernama Amran Lis, Arsyad Lis, Adelin Lis, Adenan Lis (kini jadi buron polisi), Adely Lis, serta 2 anak perempuan.
Acak Lis mencoba peruntungan dengan mendirikan PT Mujur Timber. Perusahaan itu memulai bisnisnya dengan mengelola kayu untuk dijadikan tripleks. Awalnya, roda bisnis PT Mujur sering tersendat karena kekurangan modal.
Tapi, Acak Lis adalah sosok yang pantang menyerah. Lalu, sedikit demi sedikit kemajuan didapat hingga menjadi perusahaan besar. Kini, perusahaan yang terletak di Jalan Barus, Desa Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, itu telah mengubah nasib keluarganya. Mereka menjadi salah satu konglomerat terkenal di Sumut.
Sejak Acak Lis meninggal pada ’70-an, perusahaan PT Mujur Timber berpindah tangan kepada Amran Lis, anak pertama. Amran Lis memang dipersiapkan ayahnya untuk meneruskan bisnis tersebut. Ternyata pilihan itu tidak salah. Di bawah kendali Amran, PT Mujur Timber semakin maju. PT Mujur menjadi perusahaan terbesar di Sumatera Utara.
’’Bahkan, PT Mujur Timber terkenal di mancanegara,’’ cerita Maruli, warga Sibolga. Kesuksesan PT Mujur Timber ke luar negeri berawal dari kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea dan negara lain.
Di tangan Amran, bendera bisnis keluarga Lis semakin berkibar. Jaringan bisnis mereka semakin menggurita. Mereka terus ekspansi dengan membuka cabang-cabang perusahaan di bidang perkayuan di daerah Sumatera Utara. Yaitu, PT Keang Nam, PT Inanta Timber, PT Multi Timber, dan PT Gruti.
Kemudian, berdiri perusahaan-perusahaan di bidang lain yang dikelola oleh keluarga Lis. Di antaranya, perkebunan sawit PT SGSR di Kecamatan Manduamas, PT Nauli Sawit di Kecamatan Sirandorung, PT PAS (bidang perikanan) di Pondok Batu Sarudik, bisnis real estate perumahan Nauli Bisnis Center (NBC) di Sarudik, Hotel Wisata Indah di Kota Sibolga, Hotel Emerald Garden di Medan, Hollywood Pandan, Mujur Golf di Kalangan, Hotel Poncan Marine di Pulau Poncan Gadang, dan vila di Pulau Putih (Pulau Mursala). Selain itu, keluarga Lis dikabarkan membeli sebuah pulau di Desa Pargodungan, yakni Pulau Putri.
’’Kami sedang mengajukan izin penyitaan terhadap semua aset Adelin Lis ini,’’ kata Direskrim Polda Sumut Kombes Ronny.
Setelah Amran Lis meninggal, bos PT Mujur Timber berganti ke tangan Adelin Lis. Tapi, di tangannya, PT Mujur Timber tidak bertambah maju. PT Mujur dan perusahaan di bidang perkayuan lainnya mengalami kendala dan sering berurusan dengan hukum. Ujung-ujungnya, Adelin ditangkap di Beijing dan kini dijebloskan ke tahanan Polda Sumut.
Bisnis keluarga tersangka Adelin dirintis bapaknya, Acak Lis. Laki-laki keturunan asal Tanjung Balai itu mengadu nasib ke Sibolga pada ’60-an. Acak Lis mempunyai anak bernama Amran Lis, Arsyad Lis, Adelin Lis, Adenan Lis (kini jadi buron polisi), Adely Lis, serta 2 anak perempuan.
Acak Lis mencoba peruntungan dengan mendirikan PT Mujur Timber. Perusahaan itu memulai bisnisnya dengan mengelola kayu untuk dijadikan tripleks. Awalnya, roda bisnis PT Mujur sering tersendat karena kekurangan modal.
Tapi, Acak Lis adalah sosok yang pantang menyerah. Lalu, sedikit demi sedikit kemajuan didapat hingga menjadi perusahaan besar. Kini, perusahaan yang terletak di Jalan Barus, Desa Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, itu telah mengubah nasib keluarganya. Mereka menjadi salah satu konglomerat terkenal di Sumut.
Sejak Acak Lis meninggal pada ’70-an, perusahaan PT Mujur Timber berpindah tangan kepada Amran Lis, anak pertama. Amran Lis memang dipersiapkan ayahnya untuk meneruskan bisnis tersebut. Ternyata pilihan itu tidak salah. Di bawah kendali Amran, PT Mujur Timber semakin maju. PT Mujur menjadi perusahaan terbesar di Sumatera Utara.
’’Bahkan, PT Mujur Timber terkenal di mancanegara,’’ cerita Maruli, warga Sibolga. Kesuksesan PT Mujur Timber ke luar negeri berawal dari kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea dan negara lain.
Di tangan Amran, bendera bisnis keluarga Lis semakin berkibar. Jaringan bisnis mereka semakin menggurita. Mereka terus ekspansi dengan membuka cabang-cabang perusahaan di bidang perkayuan di daerah Sumatera Utara. Yaitu, PT Keang Nam, PT Inanta Timber, PT Multi Timber, dan PT Gruti.
Kemudian, berdiri perusahaan-perusahaan di bidang lain yang dikelola oleh keluarga Lis. Di antaranya, perkebunan sawit PT SGSR di Kecamatan Manduamas, PT Nauli Sawit di Kecamatan Sirandorung, PT PAS (bidang perikanan) di Pondok Batu Sarudik, bisnis real estate perumahan Nauli Bisnis Center (NBC) di Sarudik, Hotel Wisata Indah di Kota Sibolga, Hotel Emerald Garden di Medan, Hollywood Pandan, Mujur Golf di Kalangan, Hotel Poncan Marine di Pulau Poncan Gadang, dan vila di Pulau Putih (Pulau Mursala). Selain itu, keluarga Lis dikabarkan membeli sebuah pulau di Desa Pargodungan, yakni Pulau Putri.
’’Kami sedang mengajukan izin penyitaan terhadap semua aset Adelin Lis ini,’’ kata Direskrim Polda Sumut Kombes Ronny.
Setelah Amran Lis meninggal, bos PT Mujur Timber berganti ke tangan Adelin Lis. Tapi, di tangannya, PT Mujur Timber tidak bertambah maju. PT Mujur dan perusahaan di bidang perkayuan lainnya mengalami kendala dan sering berurusan dengan hukum. Ujung-ujungnya, Adelin ditangkap di Beijing dan kini dijebloskan ke tahanan Polda Sumut.
loading...
No comments:
Post a Comment